Kamis, 11 Oktober 2012

生成文法 (Gramatika Generatif)

Berikut slidenya:











直接構成分析 (Analisis Konstituen Langsung)

Berikut slidenya:











Kelas Kata

Berikut slidenya:













Sintaksis

Berikut materi perkuliahan:
1. Sintaksis










STRUKTUR SINTAKSIS

berikut slidenya:







JADWAL PERKULIAHAN SINTAKSIS





NO
TANGGAL
TOPIK BAHASAN
BAHAN BACAAN
1
10 Sept 2012(月)
Pengantar Sintaksis
Analisis Kalimat:
-          Kata
Koizumi
2
19 Sept 2012(水)
Analisis Kalimat:
- Struktur Sintaksis
Koizumi
3
26 Sept 2012(水)
Analisis Kalimat:
-          Kelas Kata
-          Struktur Endosentris dan Eksosentris
Koizumi
4
3 Okt 2012(水)
Kuis

5
5 Okt 2012(金)
Analisis Kalimat:
- Analisis Konstituen Langsung
Koizumi
6
10 Okt 2012(水)
Analisis Kalimat:
- Gramatikal Generatif
Koizumi
7
17 Okt 2012(水)
Kuis

8
31 Okt 2012(水)(week 2)
UJIAN TENGAH SEMESTER
9
7 Nov 2012(水)
Struktur Kalimat Sederhana:
-          Frase Nominal
-          Frase Verbal
Koizumi
10
21 Nov 2012(水)
Struktur Kalimat Sederhana:
- Pola Kalimat Sederhana
Koizumi
11
28 Nov 2012(水)
Kuis

12
5 Des 2012(水)
Struktur Kalimat Kompleks:
- Deret Kata
Koizumi
13
7 Des 2012(金)?
Struktur Kalimat Kompleks:
- Kalimat Sederhana
Koizumi
14
12 Des 2012(水)
Struktur Kalimat Kompleks:
Penghubung
Koizumi
15
19 Des 2012(水)
Kuis

16
9 Jan 2013 ? (w2)
UJIAN AKHIR SEMESTER

Kamis, 04 Oktober 2012

PREDIKAT “SANG SUTRADARA” -Memahami Kalimat Bahasa Jepang –



PREDIKAT “SANG SUTRADARA”
Memahami Kalimat Bahasa Jepang –

Tahukah mina san bahwa predikat memegang peranan penting dalam memahami suatu kalimat? Predikat adalah inti kalimat, ia akan senantiasa hadir dalam semua pola kalimat. Namun dia tidak sekedar hadir, dialah yang menentukan unsur apa saja yang diperlukan hingga terbentuknya kalimat.
Jika kita ingin membuat sebuah kalimat, maka tidak cukup hanya mengumpulkan dan menderetkan kata-kata begitu saja. Terdapat pola kalimat yang harus diikuti agar terbentuk kalimat yang gramatikal. Pola kalimat dapat diibaratkan seperti bangku-bangku kosong yang berderet teratur, menunggu kata-kata yang tepat untuk mengisi bangku-bangku tersebut.
Maka bayangkan predikat adalah sutradara yang ingin membuat sebuah drama berupa kalimat bahasa Jepang. Ia sudah menentukan posisinya tersendiri yang unik, yaitu bangku paling belakang (akhir kalimat). Kemudian sebagai sutradara, predikat memanggil kata-kata lain menempati bangku-bangku kosong yang tersedia untuk berperan sebagai subjek, objek, dan atau keterangan, tergantung alur cerita drama tersebut (kalimat).

 

 
sunde iru
 
Misalnya, jika predikatnya berupa verba “sunde iru (tinggal)”, maka dia memerlukan nomina untuk mengisi peran utama subjek ‘siapa yang tinggal’ dan keterangan tempat ‘di mana subjek tinggal’. Dia tidak memerlukan objek untuk berperan dalam dramanya.
                                                                                  (pola SKP)
            Subjek                       Keterangan tempat            Predikat
Kata-kata seperti “watashi (saya)”, “kare (dia laki-laki)”, “musume (anak perempuan saya)”, dan sebagainya yang termasuk ke dalam golongan pronomina persona, dapat menempati bangku subjek, sementara nama kota, nama jalan, nama negara, dan sebagainya, adalah kata-kata yang dipilih sutradara “sunde iru (tinggal)” untuk menempati bangku keterangan tempat.

 
taberu
 

 

 
Lain halnya jika predikatnya berupa verba “taberu (makan)”, maka selain pemeran utama subjek ‘siapa yang makan’, dia juga membutuhkan objek ‘apa yang dimakan’. Sementara keterangan tempat ‘di mana subjek makan’, atau keterangan waktu ‘kapan subjek makan’ dapat ditambahkan sebagai pemeran pembantu untuk meramaikan drama tersebut.
                                                                                                                           (pola SKOP) Subjek                             Keterangan tempat            Objek                         Predikat
Sama seperti di atas, pronomina persona dapat menempati bangku ‘subjek’, nomina yang menyatakan nama-nama makanan dapat menempati bangku ‘objek’. Kemudian nomina yang menyatakan tempat yang lazim dijadikan tempat makan seperti “shokudou (kantin)”, “uchi (rumah)”, “resutoran (restoran)”, “kouen (taman)”, dan sebagainya, dapat menempati bangku pemeran pembantu ‘keterangan tempat’.
Kemudian, untuk lebih dikenali posisi para pemain tersebut sebagai apa, biasanya bangku-bangku tersebut diberi label (partikel) sesuai dengan perannya. Misalnya, label “wa” untuk menerangkan bahwa bangku tersebut diisi oleh subjek/topik pembicaraan, label “o” untuk objek suatu perbuatan, dan label “ni” atau “de” untuk bangku keterangan tempat. Sekali lagi, label apa yang harus ditempelkan di bangku ini pun ditentukan oleh predikat sang sutradara. Misalnya, label “ni” dipilih oleh sang sutradara “sunde iru” untuk ditempel pada bangku keterangan tempat, sementara label “de” dipilih oleh sutradara “taberu” untuk ditempel pada bangku keterangan tempat.







musume
 

 nihon
 

sunde iru
 
 
          WA                             NI
            Subjek                       Keterangan tempat            Predikat
“Anak perempuan saya tinggal di Jepang”







kare
 

jakaruta
 

sunde iru
 
 
          WA                             NI
            Subjek                       Keterangan tempat            Predikat
“Dia (laki-laki) tinggal di Jakarta”









 watashi
 

 kouen
 

  aisukuriimu
 

taberu
 
 
                        WA                             DE                              O                     .           Subjek                       Keterangan tempat            Objek                         Predikat
“Saya makan es krim di taman”









 watashi
 

resutoran
 

 sushi
 

 taberu
 
 
                        WA                             DE                              O                     .           Subjek                       Keterangan tempat            Objek                         Predikat
“Saya makan sushi di restoran”

Dari ilustrasi di atas, terlihat betapa pentingnya kita memahami karakter predikat. Tulisan selanjutnya akan mengupas lebih detail lagi tentang karakter predikat sang sutradara. つづく。